Tuesday, December 4, 2012

Wong Fei Hung (Faisal Hussein Wong) Adalah Muslim (Ulama)



Wong Fei Hung (Faisal Hussein Wong) Adalah Muslim (Ulama)

>> Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu
dalam
> film Once Upon A Time in China . Dalam film itu, karakter Wong Fei
Hung
> diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong , Jet Li. Namun siapakah
> sebenarnya Wong Fei Hung?
> 
> Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri
> legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China
oleh
> pemerintah China . Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan
> jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi
> kekuasaan Komunis di China.
> 
> 
> Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari
> keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan
dialek
> Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga
merupakan
> dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila
> di-bahasa-arab- kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.
> 
> Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu
> pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok
> (wushu/kungfu) .
> Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton
> (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang
menguasai
> ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying
> membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung.
Posisi
> Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei
Hung.
> 
> Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik
> beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim
> membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah
> dan
tertindas
> pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati
dan
> mengidolakan Keluarga Wong.
> 
> Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya
> berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya
> pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien
> yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang
> bulu dalam
membantu,
> tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.
> 
> Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah
> melawan pemerintahan Dinasti Ch'in yang korup dan penindas. Dinasti
Ch'in
> ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah
> sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti
Kaisar
> Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.
> 
> Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada
Luk
> Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang
> kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung
> sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris.
> Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan
andalan
> dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun
adalah
> seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan
> pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch'in pada 1734.
> 
> Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir
> mengalahkan dinasti penjajah Ch'in yang datang dari Manchuria
(sekarang
> kita mengenalnya sebagai Korea ). Jika saja pemerintah Ch'in tidak
meminta
> bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris,
Jepang),
> pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil
mengusir
> pendudukan Dinasti Ch'in.
> 
> Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru
pada
> ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi
ahli
> pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya
> menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi
ketika
> ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang
> dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain
> dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan
bermacam-macam
> senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata
kepala
> mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat
> berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar
dan
> kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin
yang
> akan mereka peras.
> 
> Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai
cobaan.
> Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia
> Canton . Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya
meninggal
> dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung
memutuskan
> untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan,
> seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan
> ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai
> Lan turut
mengajar
> beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.
> 
> Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat
Cina,
> khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela
> kaum mustad'afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela
> kehormatan mereka.
> Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan
> dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.
Wong
> Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal
> sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang
diberikan
> Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal
> ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya
menjadi
> teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive