Ayyuha al-Syabab
malaysiaberih.blogspot
nouralislam.org
rizuwankini.blogspot
SKR
"Sudut yang paling merbahaya sekali
dalam sesuatu umat yang sedang membangun-terutama di ketika masih dalam
peringkat permulaan kebangkitan ialah lahirnya berbagai corak fikrah dan
pegangan, pelbagai seruan, bermacam-macam program, pelbagai langkah dan cara
yang bersimpang siur di samping lahirnya begitu banyak orang-orang yang
berlagak penganjur dan pemimpin.
Semua itu hanya memecah belahkan tenaga
serta mencerai beraikan kekuatan yang sedia ada lalu mengendalakan tercapainya
segala matlamat yang dituju.
Menyedari hal inilah maka suatu kajian terhadap segala fikrah tadi serta suatu analisa perbandingan di antaranya merupakan suatu persoalan yang asasi yang mesti dilakukan oleh setiap orang yang benar-benar inginkan reformasi"
-hassan al-banna-
Menyedari hal inilah maka suatu kajian terhadap segala fikrah tadi serta suatu analisa perbandingan di antaranya merupakan suatu persoalan yang asasi yang mesti dilakukan oleh setiap orang yang benar-benar inginkan reformasi"
-hassan al-banna-
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi : 40 AKIBAT MELAKUKAN
MAKSIAT
40 AKIBAT MAKSIAT
BISMILLAHIR ROHMANIR
ROHIEM
Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga selalu
dilimpahkan kepada makhluk termulia, Muhammad bin Abdullah beserta keluarga dan
seluruh sahabatnya. Amma ba'du:
Sungguh dosa dan kemaksiatan itu akan dibayar spontan di dunia
sesuai dengan masyi-atillah. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi telah menghitung dan
ternyata ada kurang lebih 40 balasan bagi pelaku sebuah kemaksiatan. Saya kutip
dan tulis dalam sebuah bulletin mungil, agar seluruh lapisan mengetahuinya
dengan mudah. Ibnul Qayyim Al-Jauzi menuturkan, bahwa efek kemaksiatan itu
sebagaimana berikut:
- Tidak
mendapatkan ilmu. Sebab ilmu itu adalah nur yang diberikan Allah ke suatu
hati, sedangkan maksiat itu berfungsi mematikan nyala nur tersebut. Imam
Malik pernah berkata kepada Imam Syafi'i muridnya: Sungguh aku telah
melihat Allah memberikan nur ke hatimu, maka jangan engkau matikan dengan
kemaksiatan.
- Kehilangan
jatah rizkinya. Nabi bersabda: "Sungguh seseorang bisa tidak
mendapatkan rizkinya sebab dosa yang dilakukannya." (HR. Ahmad
dan Hakim dari Tsauban)
- Pelaku
maksiat akan mengalami kegersangan jiwa terhadap Rabbnya. Dia akan
kehilangan kelezatan ma'iyatillah, padahal hal ini tidak bisa dinilai
dengan kenikmatan duniawi. Jika semua kelezatan duniawi disatukan tidak
akan bisa mengobati kekeringan jiwa seseorang.
- Dia
juga akan merasa buas dengan sesama, utamanya dengan para pelaku kebaikan.
Semakin kuat rasa kebuasannya semakin jauh dia dengan manusia baik.
- Semua
perkaranya menjadi semakin susah. Maka dari itu, ia akan selalu mendapati
pintu tertutup dalam segala hal. Kebalikannya, orang yang menjauhi dosa
akan selalu menemukan way out dari segala urusannya. Allah berfirman yang
artinya: " Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, maka Allah
mejadikan segala urusanya menjadi lebih mudah." (...l
- Pendosa
ini akan mendapati kegelapan hati. Ia merasakannya seperti saat berjalan
pada malam kelam. Pertama kali akan tampak secara lahiriyah di matanya,
lalu menjalar ke mukanya dan akhirnya akan diketahui oleh semua orang.
- Kemaksiatan
bisa melemahkan badan dan hati seseorang. Maka dari itu, ia tidak memiliki
keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo saat kegentingan yang
memerlukannya walau kelihatan tegap badan dan ototnya.
- Kehilangan
ketaatan dan banyak pahala. Karena dengan dosa tersebut, ia terhalang
untuk melakukan berbagai ketaatan. Padahal sebuah amal ketaatan itu jauh
lebih baik daripada dunia seisinya.
- Kemaksiatan
mengurangi jatah umur dan menghilangkan keberkahannya. Karena amal
kebajikan itu menambah umur seseorang maka kemaksiatan (amal bejat) dapat
mengurangi usia. Rahasianya, usia seseorang adalah waktu hidupnya.
Sedangkan hidup tidak berarti kecuali dengan berbakti (beribadah) kepada
Penciptanya, merasa nikmat dengan mencintai dan mengingatNya serta lebih
mendahulukan ridhaNya.
- Kemaksiatan
menumbuhkan benih-benih dosa. Sebagian ulama berkomentar: Termasuk balasan
amal buruk (maksiat) adalah amal buruk berikutnya. Sedangkan balasan amal
baik (hasanat) ialah amalan baik selanjutnya.
- Kemaksiatan
melemahkan keinginan pelakunya. Karena maksiat itu akan menguatkan
keinginan berbuat dosa dan melemahkan keinginan bertobat.
- Menganggap
kemaksiatan sebagai hal yang biasa. Lalu lenyaplah rasa benci kepadanya
dan bahkan berubah menjadi suatu tradisi. Pelakunya menjadi apatis tidak
menghiraukan suara dan pandangan masyarakat.
- Kemaksiatan
salah satu faktor jatuhnya di mata Tuhan dan masyarakatnya. Allah
berfirman yang artinya: " Dan siapa saja yang dihinakan oleh
Allah, maka tidak ada lagi yang memuliakannya." (QS. Al-Hajj: 18)
- Kesialan
akan menghantui pelakunya.
- Kemaksiatan
mewariskan kehinaan. Karena kehormatan dan kemuliaan itu berada pada
naungan taat kepada Allah. Allah berfirman yang artinya: " Siapa
saja yang menginginkan kemuliaan, sesungguhnya seluruh kemuliaan itu hanya
milik Allah." (QS. Fathir: 10)
- Kemaksiatan
merusak otak. Karena pikiran itu memiliki nur sedangkan maksiat fungsinya
adalah memadamkan nur tersebut. Jika nur pikiran padam maka berkuranglah
kebriliannya.
- Jika
dosa-dosa banyak menumpuk, maka akan lengket di hati pelakunya dan
menjadikannya orang yang lalai. Sebagian ulama menafsirkan ayat yang
artinya: " ... " (QS. Al-Muthoffifin: 14) dengan: Dosa di atas
dosa.
- Pelaku
kemaksiatan masuk dalam rangkaian laknat Rasulullah r
. Maka sungguh amat merugi manusia yang didoakan buruk oleh orang yang
amat mustajab doanya.
- Dia
juga kehilangan peluang untuk mendapatkan doa baik dari Rasulullah r
dan para malaikat.
- Dosa
dan kemaksiatan itu termasuk faktor utama dalam kerusakan bumi. Allah
berfirman yang artinya: " Sungguh telah tampak jelas kerusakan di
daratan dan lautan sebab tingkah polah manusia (dengan dosanya) agar
merasakan akibat tindakannya tersebut dan mau kembali." (QS.
Ar-Rum: 11)
- Juga
bisa mematikan api kecemburuan dalam hati. Padahal ghirah itu merupakan
energi dan penawar hati. Manusia termulai adalah yang paling hebat kadar
ghirahnya, utamanya pada diri sendiri , keluarga dan seluruh umat.
- Kemaksiatan
bisa menghilangkan sifat malu. Malu merupakan inti kehidupan hati
seseorang dan pangkal segala kebaikan. Jika hilang, maka ia kehilangan
banyak hal. Nabi bersabda: "Rasa malu itu adalah kebaikan
seluruhnya." (HR. Muslim)
- Demikian
pula dapat melemahkan rasa pengagungan terhadap Allah dalam hati seseorang
dan menghilangkan kewibawaanya di mata manusia. Karena termasuk balasan
dari meremehkan Allah adalah dicabutnya kewibawaan di mata orang lain,
baik ia rela atau tidak. Akhirnya ia tidak memiliki harga di mata mereka.
- Kemaksiatan
termasuk salah satu faktor dilupakan Allah dan dibiarkan bergelimang
dengan hawa nafsu dan setannya. Maka dari itu, kebinasaan dan kehancuran
saja yang akan didapat. Allah berfirman yang artinya: " Waha
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah, hendaknya
seseorang itu melihat apa yang telah dipersembahkan untuk esok dan sekali
lagi bertakwalah kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah Maha Tahu
mengenai apa saja yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti
orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah melupakan jiwa mereka. Mereka
itu adalah orang-orang fasik." (QS. Al-Hasyr: 18-19)
- Dosa
dan maksiatu itu memperlemah jalan seseorang menuju Allah dan akhirat dan
bahkan menyebabkannya terputus.
- Dosa-dosa
itu juga bisa menyingkirkan nikmat dan mendatangkan bencana. Karena
termasuk balasan buruk bagi pelakunya adalah menghilangkan kenimatan yang
datang dan memutus aliran nikmat yang akan diterima. Oleh karenanya,
seorang hamba selalu dalam kenikmatan selama tidak melanggar dosa dan
tidak mendapati malapetakan melainkan karena dosa pula. Allah berfirman
yang artinya: "... " (QS. Al-Anfal: 53) seorang penyair bersenandung:
- Jika
anda dalam kenikmatan maka peliharalah
- karena
kemaksiatan itu menghilangkan kenikmatan-kenikmatan
- Hapuslah
kemaksiatan tersebut dengan menaatiNya
- karena
siksa dan ancamanNya amatlah cepat
- Sebab
kemaksiatan, Allah menimpakan ketakutan dan rasa kecut di hati pelakunya.
Karena ketaatan itu adalah benteng Allah yang agung, siapa saja yang
memasukinya akan mendapati jaminan keamanan dari siksa dunia dan akhirat.
Sedangkan pelaku kemaksiatan tidak terlihat kecuali dalam kondisi penuh
ketakutan dan kehawatiran, sebab dihantui perasaan dosanya terus menerus.
- Kemaksiatan
itu membelokkan hati seseorang dari komitmen dan konsisten kepada inhiraf
(melenceng) dan sakit. Sungguh, pengaruh hati itu amat besar seperti sakit
atas badan seseorang. Bahkan dosa-dosa itu pada hakikatnya adalah penyakit
hati yang hanya bisa sembuh dengan meninggalkannya.
- Kemaksiatan
itu mematikan mata hati, meredupkan cahayanya, menutup jalan ilmu dan
menghalangi pintu hidayah.
- Kemaksiatan
mengkerdilakan jiwa dan menjadikannya hina dina. Sebaliknya amal taat
mengembangkan jiwa, membersihkan dan membesarkannya. Allah berfirman yang
artinya: " Sungguh telah berbahagia orang yang ..." (QS.
As-Syams: 9-10)
- Dosa
juga menjatuhkan kedudukan seseorang di sisi Allah dan di mata manusia.
Karena orang termulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa, sedangkan
yang paling dekat denganNya ialah orang yang paling taat kepadaNya.
- Kemaksiatan
merampas nama terpuji dan kemuliaan. Maka ia kehilangan predikat mukmin,
pelaku kebaikan dan orang yang bertaqwa. Tapi mendapatkan predikat
pendurhaka, fasik, penzina, pemabok dll.
- Kemaksiatan
memutus tali hubungan seseorang dengan Rabbnya. Jika hal itu terputus,
maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya menemui semua faktor keburukan.
- Kemaksiatan
menghapuskan keberkahan-keberkahan, baik keberkahan umur, rizki, ilmu,
pekerjaan dan ketaatan. Secara keseluruhan menghilangkan keberkahan agami
dan duniawi.
- Kemaksiatan
menjadikan pelakunya hina dina. Padahal memiliki peluang menjadi lebih
terhormat. Nabi bersabda: "Aku diutus dihadapan hari Kiamat. Rzkiku
berada di bawah tombakku dan ditimpakan orang yang tidak menaatiku
kehinaan dan kekerdilan." (HR. Ahmad dari Abdullah bin Amr)
- Kemaksiatan
menarik makhluk lain untuk lebih berani kepada pelakunya. Maka dari itu,
setan lebih berani menimpakan penyakit, kesesatan, waswas, kesedihan dan
kesusahan. Demikian pula setan manusia dan hewan lain.
- Kemaksiatan
itu menghianati pelakunya dalam hal yang amat diperlukannya. Baik itu
dalam mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu yang remeh daripada
yang lebih mulia.
- Maksiat
bisa menjadikan lupa pelakunya terhadap dirinya sendiri. Jika ia
melupakannya maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan menghancurkannya.
Allah berfirman yang artinya: " Dan janganlah kalian seperti
orang-orang yang melupakan Allah lalu Allah lupa terhadap diri mereka
sendiri. Mereka itu adalah orang-orang fasik." (Al-Hasyr: 19). Juga
dalam ayat: "Mereka lupa Allah, maka Allah lupa mereka."
(At-Taubah: 67)
- Maksiat
menjauhkan diri pelakunya dari para penolongnya. Maka ia akan lebih dekat
kepada setan.
- Termasuk
efek maksiat adalah kehidupan sulit di dunia, kubur dan siksa pedih di
akhirat. Allah berfirman yang artinya: " Dan siapa saja yang
berpaling dari mengingatKu, maka sungguh ia akan menemui kehidupan
susah." (Thoha: 124)
Ini semua adalah aneka efek maksiat dan dosa. Orang yang
menggunakan akalnya akan merasa cukup untuk bertaubat dan kembali kepada Allah
dengan salah satunya saja. Maka sungguh amat layak untuk seorang muslim untuk
segera bertobat secara benar. Allah berfirman yang artinya: " Katakanlah,
Waha para hambaKu yang telah menzalimi dirinya sendiri, janganlah kalian
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya
Allah Maha pengampun dan Maha penyayang." (az-Zumar: 53)
Nabi bersabda: "Bahwasanya Allah membentangkan kedua
Tangannya pada malam hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa di siang
hari. Dan membukanya pada siang hari untuk menerima tobat orang yang berbuat
dosa pada malam hari."
Jauhilah tobat yang bohong yang hanya dibibir saja, sementara
hatinya selalu ingin melakukan kemaksiatan. Jangan anda anggap remah suatu
kemaksiatan, karena sebab kemaksiatanlah bapak dan ibu kita dikeluarkan dari
Surga. Juga penyebab Iblis dikeluarkan dari lingkungan malaikat. Demikian pula
yang menyebabkan disiksanya kaum 'Ad, kaum Tsamud dengan suatu teriakan, kaum
Luth, kaum Nabi Syu'aib, Fir'aun dan pengikutnya serta maksiat merupakan
penyebab segala bencana yang menimpa manusia. Maksiat itu menyeru, saudariku
saudariku. Begitu pula kebaikan. Hanya saja maksiat menyeru dan menyeru
saudarinya hingga terkumpul pada seseorang dan akhirnya menghancurkannya. Maka
dari itu, marilah kita memohon kepada Allah agar selalu diberi ampunan dan
keselamatan.
Dan akhirnya, wa shallallaahu 'alaa Muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii
wa sallam.
Sumber[http://www.nouralislam.org/indonesian/indofiles/aklaq/40akibat.htm]
No comments:
Post a Comment